"Menggapai harapan setinggi gunung dengan berfikir seluas samudera"

Senin, 30 September 2013

Jalan-jalan ke Gunung Prau - Dieng


Dieng selalu bikin terpesona! Dari hasil googling akhirnya untuk weekend kali ini kami akan jalan-jalan ke Gunung Prau. Gunung Prau / Gunung Perahu sebenarnya berada di 3 wilayah yaitu Wonosobo, Kendal dan Batang, namun untuk puncaknya yaitu Wonosobo dan Kendal. Kali ini kami bertiga (Saya, Gento, Andri) menggunakan jalur pendakian via Dieng Wonosobo tepatnya desa Patak Banteng. Pas di pinggir jalan raya klo dari Wonosobo sebelah kiri ada tanda pos pendakian gunung prau. Pos ini dari depan seperti kantor kelurahan, para pengunjung diminta untuk mendaftar dengan biaya perijinan Rp 3000,- per orang, dan untuk penitipan mobil dikenakan biaya Rp. 10.000,- per malam. Di pos pendakian (base camp) terdapat toilet dan kantin, ruangannya cukup luas dan tersedia tikar serta karpet yang dapat digunakan untuk istirahat. Warung juga ada tidak jauh dari base camp. Cukup lama kami istirahat disini karena kami berangkat dari Indramayu tengah malam dan pagi baru nyampe. Walaupun sempat istirahat sejenak di POM bensin namun dirasa masih kurang. Kami nongkrong dulu di base camp sambil memandang indah bukit-bukit sekitar yang banyak ditumbuhi tanaman carica dan kentang. 
Cukup lama kami bersantai hingga waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB hari itu tanggal 28 September 2013, kami beranjak untuk memulai pendakian. Ada beberapa rombongan dari Jakarta yang sudah beranjak duluan sekitar jam 11an. Pertama masuk jalur pendakian dari patak bantek adalah perkampungan, 10 menitan kami melewati perkampungan hingga berujung di ladang penduduk yang rata-rata ditanami kentang. Ada jalan besar yang kelihatannya masih baru dibangun namun jalan buntu. Sekitar 700 meteran kami melewati jalan ini hingga kembali masuk ke jalan setapak di ladang penduduk. Beberapa kali kami bertegur sapa dengan masyarakat sekitar sini, dan rata-rata mereka menawarkan kami untuk mampir ke rumahnya. Terimakasih pak / bu! sangat ramah masyarakat di Dieng ini.
POS 1 tidak tampak jelas, hanya petunjuk arah yang bisa kami lihat. Di tengah perjalanan kami melewati bukit kecil yang terdapat pemancar (BTS). Sampai disini masih banyak sumber air dari pipa-pipa pengairan sawah. Namun jika sampai POS 2 akan tampak klo sumber air agak jauh, klo dari puncak harus turun dulu untuk mengambil air. Sebelum memasuki POS 2 / setelah bukit pemancar, vegetasi tanaman mulai berubah artinya ladang sudah tidak ada, adanya pohon cemara dan beberapa pohon hutan pada umumnya namun tidak terlalu lebat. Jalur pendakian ini lumayan terasa teriknya, dominan ladang, dan semak-semak. Mendekati POS 2 kami bertemu rombongan dari Jakarta tadi, tampaknya mereka sedang istirahat dan tampang sangat kelelahan. Kami juga sempat bergabung sebentar untuk berbincang-bincang dan sedikit canda tawa untuk melepas lelah. Kami pamit duluan untuk melanjutkan perjalanan ke puncak. Hingga akhirnya kami sampai puncak, total perjalanan kami 2,5 jam dan nyantai sekali itu. Dataran puncak di dominasi rerumputan yang sedang berbunga warna putih. Kayak di film-film india karena saking lebatnya. Di puncak ini hamparan rumputnya sangat luas dan hanya sedikit pohon yang tumbuh. Banyak bukit-bukit dan ini juga yang sering disebut bukit teletubies gunung prau. Kami segera mendirikan tenda di lokasi yang teduh. Dari sini kami dapat melihat gunung Sindoro dan gunung Sumbing klo dari arah sebaliknya dapat melihat pemandangan kawasan wisata Dieng. Sempat hujan angin antara jam 7-10 an namun selesai hujan langit bengitu cerah. Bintang dan bulan nampak jelas. Semakin malam semakin rame para pendaki lokal yang berdatangan. Mungkin ada 30an tenda disini. Nikmatnya saat kami masih diberi kesempatan untuk menghirup udara segar, dengan dikelilingi pemandangan yang sungguh istimewa. Namun saat paginya kami kurang beruntung untuk mendapatkan sunrise yang istimewa, dikarenakan kabut begitu tebal. Namun gunung Sindoro dan gunung Sumbing yang berdiri kokoh masih dapat dilihat dan diabadikan melalui jepretan kamera. Bisa dikatakan kami pulang kloter terakhir, tersisa 3 rombongan termasuk kami pada pukul 10 pagi. Kamipun pulang, walaupun cuma semalam disini tapi lumayan berkesan. Pemandangannya sangat menarik! lain kali kami akan kembali klo bisa lebih rame lagi lebih asyik. Bisa dikatakan kami ini team survey, seringkali cuma berdua atau bertiga. Biasanya hasil jepretan kami, akan kami pamerkan ke grup kami biar anggota yang lain tertarik, hehehe.


Bulan & bintang menerangi malam kami
Suasana pagi
View dari puncak menghadap ke Dieng (arah barat)
Andri, Gento, Saya




15 komentar:

  1. Nice info gan... Saya juga bakal kesana di desember ini.

    BalasHapus
  2. thanks infonya bro... jadi naiklah akhir tahun nih...

    BalasHapus
  3. sama2, lebih hati-hati aja klo naik pas hujan

    BalasHapus
  4. thanks :)
    siap2 kesana (tapi nunggu musim ujan selesai dulu wahahahaha)

    BalasHapus
  5. di gunung prahu bisa lihat sunset n sunrice
    rekomendasi lewat jalur desa igirmranak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masuk kabupaten mana tuh bro? Wonosobo apa kendalnya?

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  6. salam lestari , jangan lupa jaga kelestarian gunung prau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam lestari. Terimakasih sudah diingatkan

      Hapus
    2. Mas mnta info pemberangktan ksna dong

      Hapus
    3. Mas mnta info pemberangktan ksna dong

      Hapus
    4. Pemberangkatan dari daerah mana bro? Klo saya pakai kendaraan pribadi (pake Jip), jadi tidak terlalu susah nyari jalan alternatif yang kondisinya rusak sekalipun. Mending nyari jalan yang dilalui kendaraan umum, silahkan pake gps/google maps cari desa Patak Banteng Wonosobo

      Hapus
  7. permisi bro, numpang nanya. kalau rute pendakian selain desa patak banteng ada atau tidak ya?

    BalasHapus
  8. Ada bro. Jalur dari Kendal atau wanosobo lainnya dan banyak mungkin karena di bawah sekeliling gunung ini adalah ladang. Cuma detilnya saya kurang tau

    BalasHapus